Sabtu, 20 Oktober 2007

fraud teknologi informasi

oleh:Hendry Risjawan
Perusahaan asuransi di seluruh dunia diperkirakan bakal meningkatkan investasi pada tahun ini dalam rangka memerangi kecurangan (fraud) di industri.

Global Head of Insurance Practice Financial Insights Barry Rabkin dalam kajian risetnya mengungkapkan kecurangan telah menyebabkan industri asuransi di AS kehilangan sekitar US$80 miliar per tahun.

Berdasarkan data dari Coalition Againts Insurance Fraud 2006, kecurangan asuransi terbesar yang terjadi di Negeri Paman Sam pada tahun lalu menimpa asuransi kesehatan, dimana kerugian mencapai US$54 miliar.

Kecurangan dalam asuransi kendaraan menduduki posisi kedua dengan tingkat kerugian sebesar US$13,5 miliar, lalu disusul asuransi bisnis/komersial sebesar US$10 miliar, dan kerugian asuransi rumah sekitar US$2,5 miliar.

Karena itu, Rabkin memperkirakan tahun ini perusahaan asuransi bakal meningkatkan investasinya guna memerangi terjadinya kecurangan dalam industri. "Mengetahui siapa saja yang sebaiknya tidak dilibatkan dalam bisnis penting artinya bagi perusahaan asuransi," kata dia dalam kajian risetnya.

Rekam jejak

Terkait hal itu, dia menambahkan perusahaan asuransi perlu mempelajari dengan cermat rekam jejak calon peserta asuransi. Di samping itu, perusahaan teknologi akan terus memiliki peran yang penting dalam membantu perusahaan asuransi dalam memerangi kecurangan.

Masih dalam riset yang sama, Rabkin memperkirakan perusahaan asuransi bakal melanjutkan kegiatan investasi dalam bidang teknologi dan aplikasi yang memungkinkan mereka memenuhi kepatuhan.

Sebagai contoh, dia mengatakan total biaya yang dikeluarkan sebuah perusahaan asuransi di AS selama tahun pertama memenuhi kepatuhan Sarbanes-Oxley (SOX Section 404) adalah sebesar US$4,4 juta.

Rabkin juga mengatakan inisiatif strategi perusahaan asuransi pada tahun ini adalah semakin banyaknya perusahaan asuransi yang menjadi lebih kaya informasi (informed insurance). Perusahaan akan terus mengidentifikasi, menyerap, menganalisa, dan merespons sebagai percepatan tahapan mengenali risiko.

Perusahaan asuransi pada 2010 diperkirakan bakal menghabiskan US$550 juta untuk kegiatan analisa. "Pengeluaran untuk analisa prediktif diperkirakan kurang dari US$300 juta, tapi akan tumbuh cepat secara signifikan dibandingkan dengan analisis inti," paparnya.

Pada tahun ini pula, perusahaan asuransi bakal memulai eksperimen dengan peran berbasis fungsional seperti menyediakan proses dan informasi yang spesifik terhadap peran tertentu.
Sumber: Bisnis Indonesia

KomenTar:

MenuruT saYa, fraud telah membuat banyak pihak rugi besar, dari kasus diatas dapat kita lihat betapa besarnya kerugian yang diderita oleh perusahaan-perusahaan asuransi karena mereka kurang memiliki data mengenai para konsumennya sehingga fraud menguasai jaringannya, oleh karena itu sebaiknya kita lebih berhati-hati terhadap serangan fraud dengan lebih meningkatkan keamanan seperti yang akan dilakukan perusahaan-perusahaan asuransi dengan meningkatkan anggaran dana untuk melakukan riset terhadap para konsumennya.